Mengenal Kopi Arabika Gayo
BIJI kopi arabika Gayo
dikenal diberbagai belahan dunia misalnya di Jerman, Amerika, Jepang
sampai Selandia Baru. Kopi arabika gayo dikembangkan sejak masa
penjajahan kolonial Belanda pada tahun 1918. Kopi ini mulai dikembangkan
di pegunungan Gayo. Kopi arabika Gayo menjadi salah satu komoditi
ekspor para pedagang yang berlabuh di Selat Malaka.
Kopi Arabika Gayo menjadi barang yang
paling diminati selain cengkeh, pala, kakau, teh, dan rempah-rempah
lainnya untuk dipasarkan di Eropa pada masa penjajahan Hindia Belanda.
Kopi ini mempunyai kadar yang rendah asam dan wangi yang sangat memikat.
Di tanah yang subur dan diatas pegunungan para petani telah menanam
kopi Arabika Gayo dan keluarga petani tersebut telah menggantungkan
hidupnya kepada biji kopi yang sangat khas ini.
Dataran tinggi Gayo telah menghasilkan
kopi aromatik. Arabika adalah salah satu kopi dengan aroma yang khas.
Lebih dari 70% kopi dunia adalah arabika dan Arabika Gayo adalah salah
satunya. Kopi arabika gayo dihasilkan di Kabupaten Aceh Tengah, Bener
Meriah dan Gayo Lues Provinsi Aceh. Ada lebih dari 6.000 varietas biji
kopi arabika yang ditanam di dunia dan salah satunya jenis kopi arabika
Gayo.
Proses pertumbuhan dan perkembangan kopi Arabica Gayo mirip dengan kopi robusta (geste) atau lebih dikenal dengan kupi kucak
( kopi kecil) istilah di Gayo. Proses perkembangannya dimulai dengan
bunga pertama yang berwarwa putih dan kemudian menghasilkan “cherry” merah matang yang berisi dua biji (gelondong). Buah merah dengan dua biji ini kemudian di petik. Proses ini biasa di sebut “ngutip kupi”.
Setelah buah di petik kemudian diproses menjadi gabah dengan proses
penggilingan, gabah tersebut harus di permentasikan selama satu malam.
Kemudian gabah tersebut dicuci sampai bersih dan dijemur sampai kering
di atas terik matahari.
Setelah proses di atas gabah-gabah
tersebut dikupas kulitnya melalui proses mesin pengelupas kulit gabah.
Ketika gabah telah dikupas kulitnya, bijinya disebut “Oros” dan
selanjutnya dijemur sampai kering tergantung dengan kadar air yang
diperlukan lalu disortir ke dalam kategori ringan, menengah ringan,
menengah, menengah-gelap, gelap, atau sangat gelap. Kemudian mereka
diurutkan dan diberi label sesuai dengan kualitas atau grade.
Ketika kopi Gayo ini ingin dinikmati maka proses selanjutnya adalah dipanggang “sele”
dalam bahasa Gayo, lalu dihaluskan menjadi tepung atau bubuk dan siap
digunakan sebagai minuman. Sebatang tanaman kopi hanya akan memproduksi
sekitar satu sampai tiga kilo biji (oros) kopi Arabika Gayo dalam satu tahun. Sehingga tanaman harus dirawat dengan baik.
Kopi Arabika Gayo ditanam pada lahan
lebih tinggi, ketinggian lebih dingin, biasanya 1100-1300 meter di atas
permukaan laut. Kopi gunung ini berproduksi 1500-3000kg perhektarnya
dengan suhu 12-28 derajat celcius dan curah hujan 1500 sampai 3000mm.
Jenis tanah di dataran tinggi gayo ini adalah tanah hitam berbentuk dari
bahan vulkanik muda yang sangat subur mengandung nutrisi mikro yang
penting bagi tanaman.
Kopi arabika Gayo mengandung kafeein 0,8
sampai 1,4 persen. Bentuk biji kopi arabika Gayo adalah Flat dengan
garis tengah yang jelas. Karakter asam dan coklat dan trasenya 8 sampai
max 10 persen atau nilai cacatnya 11 persen. Elevasi yang lebih tinggi
menyebabkan biji kopi tumbuh lebih lambat, yang menyumbang rasa mendalam
dan aroma. Kopi ini tumbuh pada ketinggian yang lebih tinggi lebih
sulit dan lebih baik dalam kualitas, tetapi mereka juga rentan terhadap
embun beku (emun), hama dan penyakit, sehingga kacang (biji kopi)
lebih sulit untuk melindungi dan panen. Biji matang pada waktu yang
berbeda, sehingga mereka harus dipilih pada interval tertentu.
Meskipun kopi arabika berasal dari
Ethiopia dan Yaman, kopi Arabika Gayo bermutu dan kualitas tinggi
sekarang tumbuh dipasar seluruh dunia, dipercaya secara luas sebagai
spesies pertama, ada beberapa ragam spesies kopi arabika gayo yang
termasuk katagori kopi arabika, misalnya Bourbon, Typica, Caturra,
Catuai, Pache comum dan Pache Colis. Kopi arabika tumbuh terbaik apabila
ada tanah gunung berapi, sehingga jenis kopi arabika juga tumbuh baik
di Hawai, tapi itu satu-satunya negara di Amerika yang tumbuh kopi.
Columbia, Guatemala, El Salvador, Tanzania dan Kenya semua hanya
memproduksi kopi Arabika.
Di dataran tinggi Gayo sebagian rumah kopi (warung kopi)
atau kafe biasanya melayani hanya kopi arabika dan rubusta, ada
beberapa cafe yang menyajikan kopi ciri khas arabika Gayo. Di Bener
Meriah dan Aceh Tengah misalnya cafe bergendal kopi, cafe batas kota, cafe ulee kareng dan warkop-warkop lainnya. Arabika gayo dipasaran kopi dunia dikenal dengan arabika mandeling kopi grade 1 atau grede 3 tergantung dengan kualitasnya.
Harga kopi arabika lebih mahal dari pada
kopi robusta, walau demikian tidak akan menyesal merasakannya karena
kualitas kopi arabika terasa dan tercium berbeda. Seperti aroma dan rasa
yang memiliki selera khas. Kopi arabika gayo hanya memiliki tingkat
keasaman yang benar dan rasa yang membuat secangkir kopi lebih nikmat
dan jangan mencobanya.(Sirwandi/red.04)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar